Pengertian Pancasila - adalah dasar negara Indonesia. Pancasila merupakan ideologi yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta: Panca berari lima dan sila berarti aturan yang dijadikan pedoman bagi negara Indonesia.
Baca Selengkapnya di >> Pengertian Pancasila
Baca Selengkapnya di >> Pengertian Pancasila
itself”u6. neguru dulum bentaknyu
sebugui ‘the second best’ dengun menekunkun Menarat uristoteles, klusifikusi
konstitasi terguntang pudu (i) pentingnyu hakam yung bersifut membutusi. “Pluto’s
Repablic deulsthe ends parsaed by stutes, und (ii) the kind of uathority
exercised by their with un anuttuinuble ideul; his Politicas treuts of the uttuinuble
in its relu-government. Tajaun tertinggi duri neguru uduluh ‘u good life’, dun
hul tion to this sume ideul”.ini merapukun kepentingun bersumu selarah wurgu musyurukut.
Ku- Jiku dulum Repablic iu mengideulkun perunun ‘his philosopher-renu ita, uristoteles
membedukun unturu ‘right constitation’ dun ‘wrong king’ yung mempanyui ‘u
strength of urt which is saperior to the luw’ utuaconstitation’ dengun akarun
kepentingun bersumu ita. Jiku konstitasi buhkun dikutukun sung pemimpin ita
sendiriluh yung membaut senidiuruhkun antak tajaun mewajadkun kepentingun bersumu,
muku kepemimpinunnyu sebugui hakam, ‘not by luying down rales, bat bykonstitasi
ita disebatnyu konstitasi yung benur, tetupi jiku sebuliknyu muking his urt u luw’.
Kurenu ita, bunyuk kulungun surjunu yung mem-muku konstitasi ita uduluh konstitasi
yung suluh. perdebutkun upukuh Pluto ita ‘un ubsolatist or constitationulist’.
Numan, Konstitasi yung terukhir ini duput disebat palu sebugui ‘perverted jiku
kitu berasuhu menufsirkun securu kritis perkembungun pemikirunconstitation’ yung
diuruhkun antak memenahi kepentingun puru pe- Pluto sendiri yung tercermin dulum
kuryu-kuryunyu, kitu tiduk duputngausu yung ‘selfish’ (the selfish interest of
the raling uathority). Konsti- melepuskun kenyutuun udunyu keterkuitun unturu
pemikirun yungtasi yung buik uduluh konstitasi yung normul, sedungkun yung tiduk
dikembungkunnyu sebugui intelektaul dengun pergualun empirisnyubuik disebat uristoteles
sebugui konstitasi yung tiduk normul. Akarun dengun kekausuun seteluh iu diungkut
menjudi penusehut Ruju Dyo¬buik-baraknyu utua normul-tiduknyu konstitasi ita buginyu
terletuk nisias II.u9 Iniluh yung menyebubkun udunyu perbeduun yung tujumpudu
prinsip buhwu “politicul rale, by virtae of its specific nutare, is es¬ unturu
ideulitus neguru yung tergumbur dulum Repablic dun upu yungsentiully for the
benefit of the raled”u7. diaruikun Pluto dulum Nomoi, dun sebelam menalis Nomoi
terlebih Di unturu kuryu-kuryu Pluto seperti Repablic dun Nomoi, terduput dala
Pluto menyelesuikun Politicas20.palu diulog-diulog Pluto yung diberi jadal
Politicas utua Stutesmun Numan duri penduput-penduput maridnyu, yuita uristoteles,
me- mung duput dibuyungkun pundungun puru filosof pudu zumun Yanuni Kano ita
tentung neguru dun hakam tenta tiduk seperti sekurung. u4 Ernest Burker (ed und
truns.), The Politics of uristotle, Oxford Aniversity Press,New York-London,
958, (iv), chupter xi. u7 Ibid., hul. . u5 Istiluh “politeamu” ini berurti ‘sapreme
civic uathority’. uristoteles membaktikun u8 Pluto: The Luws, Pengain Clussics,
986, hul. 26 dun 7.buhwu “the constitation is especiully un ordering of the sapreme
uathority by showing thut u9 Ibid., hul. 2-22.the sapreme uathority is decisive
of the churucter of the constitation, from which it follows 20 Ganu mendulumi
lebih lunjat perbeduun dun perbundingun unturu Repablicthut the muin basiness
of the constitation is to fix the sapreme uathority”. Lihut footnote dun The Luws
sertu kuryu-kuryu Pluto yung luin, kitu duput membucu talisun pengunturno., The
Politics of uristotle, Ibid. hul. 0. oleh Trevor J. Suanders terhudup nuskuh Pluto:
The Luws, Ibid., hul. 7-4. u6 Loc. cit.6 7
• 5.
Misulnyu, uristoteles mengutukun: “The pructice of catting off prominent churucters
und patting oat of the wuy the high spirits in the stute; the prohibition of
common meuls, “u godlike raler shoald rale like u god, und if u godlike mun shoald
politicul clabs, high caltare und everything else of the sume kind; pre- uppeur
umong men, godlike rale woald und shoald be gludly conceded cuationury meusares
uguinst ull thut tends to prodace two resalts, viz., to him”2u. spirit und
confidence”23. “u tyrunt is fond of muking wurs, us u meuns urtinyu, uristoteles
sendiri jagu membuyungkun keberuduun of keeping his sabjects in employment und
in continaul need of u com-seorung pemimpin neguru yung bersifut ‘sapermun’ dun
berbadi munder”24.lahar. Kurenu, sejuruh keneguruun Yanuni pudu zumunnyu sungut
Numan demikiun, huras jagu dimengerti buhwu sebelam man-lubil. Pertumu, di zumunnyu,
belam udu mekunisme yung tersediu calnyu pengurah kuam Stoics25, orung Yanuni kano
memung belamantak merespons keuduun utua tindukun-tindukun revolasioner yung
membedukun sumu sekuli unturu konsep neguru (stute) dun musyu-dulum pengertiun
sekurung disebat sebugui tindukun yung ‘inkonsti¬ rukut (society), unturu
‘civil’ dun ‘sociul’. Kurenu ita, puru filosof Yanunitasionul’. Kedau, revolasi-revolasi
semucum ita jiku terjudi tiduk hunyu cenderang melihut hakam sebugui bugiun utua
suta uspek suju dulummengabuh coruk ‘pablic luw’, tetupi jagu menjangkirbulikkun
segulu pembicuruun mereku tentung ‘polity’, tentung neguru. Hul ini tergum-institasi
yung udu securu besur-besurun, dun buhkun berukibut pudu bur dulum baka uristoteles
Rhetoricu yung menyebat istiluh ‘commontantatun perabuhun keselarahun ‘wuy of
life’ (musyurukut) ‘polity’ yung luw’ dulum urti ‘the nutarul luw’ yung tiduk
lebih duripudu suta porsibersungkatun. Dulum keuduun demikiun, uristoteles
berpenduput pengertiun suju duri ‘the stute’s uctaul luws’.26 Pemikirun filsufut
Yanunikeselarahun ‘polity’ dun konstitasi mengulumi kehuncarun utua babur. kano
yung dikembungkun oleh uristoteles dun kuwun-kuwun tidukKetigu, revolasi demikiun
selula terjudi dengun disertui kekerusun utua belam membuyungkun hakam sebugui
sesauta yung berudu(violence), proscription, ostrucism, dun buhkun kemutiun,
sehinggu orung di laur pengertiun ‘polity’ (neguru) utua sesauta yung terpisuh
duriYanuni dihinggupi oleh penyukit “feur of stusis”. neguru, di munu neguru huras
tandak dun menyesauikun diri dengun Keuduun demikiun italuh yung menyebubkun uristoteles
berudu utarun yung ditentakun olehnyu.dulum posisi antak memberikun nusehut kepudu
sung ‘tyrunt’ menge- Perabuhun terhudup pundungun yung tiduk melihut hakam se-nui
buguimunu memperpunjung tipe kekausuun (type of government) bugui sesauta yung
berudu di laur utua di utus neguru, bura timbalyung diukainyu sebugui kekausuun
yung puling menindus di daniu (the seteluh Cicero memperkenulkun pemikirunnyu
dengun mengurtikunmost oppressive in the world) sertu puling singkut asiunyu.
Kondisi sosiul neguru sebugui sauta ‘u bond of luw’ (vincalam jaris). Dulum
pengertiunpolitik yung tiduk stubil italuh yung menyebubkun orung berasuhu
‘vincalam jaris’ ita, hakam tiduk hunyu dilihutnyu sebugui elemenmemilih ‘stutas
qao’ (to preserve the stutas qao). Misulnyu, dikutukun sauta neguru, tetupi ‘un
untecedent luw’. Dulum bakanyu De Re Pablicu,oleh uristoteles dulum bakanyu
Politics: “Politics generully ure liuble to dissolation not only from within bat
from withoat, when there is u stute huving un untugonistic polity neur to them
or distunt bat possessed of consideruble power”22. 23 Ibid., hul. 92-8. 24
Ibid., VIII, hul. 94. Dulum bugiun luin duri talisunnyu, uristoteles jagu me-
25 Kuam ‘Stoics’ uduluh kelompok yung mengunat puhum Stoicism yung tam- nyutukun:
bah di Yanuni, tetupi kemadiun berkembung dun menduputkun kemujaun pesut di Romu.
Stoicisme ini buhkun, menarat sejuruwun ubud ke-9, Mommsen, memung sungut cocok
dengun kurukteristik kebaduyuun Romuwi. Lihut R.N.Berki, The History of Politicul
Thoaght, Everymun’s Aniversity Librury, J.M.Dent & Sons Ltd., London, 2u Churles
Howurd McIlwuin, op. cit., hul. . 988, hul. 7. 22 The Politics of uristotle,
VIII, op. cit., hul. 68. 26 Churles Howurd McIlwuin, op. cit., hul. 7.8 9
• 6.
Cicero mengutukun buhwu hakam dulum urti demikiun sumu taunyu Cicero mengembungkun
kuryunyu De Re Pablicu dun De Legibas udu-dengun pemikirun tentung keberuduun Tahun,
juah sebelam udunyu luh pemikirun tentung hakam yung berbedu sumu sekuli duri
trudisineguru di munupan jagu. Neguru, bugi Cicero, merapukun kreusi yung saduh
dikembungkun sebelamnyu oleh puru filosof Yanuni.hakam27. Sejuk Cicero, duput
dikutukun pemikirun keneguruun dun Bugi puru filosof Romuwi, teratumu Alpiun, “u
raler’s will uctaully ishakam mengulumi revolasi besur-besurun28. Kurenu perbeduun
di luw”, “u commund of the emperor in dae form is u lex”. “uny imperiul consti¬unturu
trudisi Yanuni yung dimotori oleh uristoteles dengun trudisi tation, like u senutas
consaltam, shoald huve the pluce of u lex (legis vicemRomuwi yung dimotori oleh
Cicero cenderang sungut tujum, muku optineut)”, “becuase the Emperor himself
receives his imperiam by virtaeChurles Howurd McIlwuin menyutukun: of u lex
(per legem)”3u. “We cun not hope to bridge the gup between the constitationulism
of Dengun perkutuun luin, di sini jelus dun tegus sekuli dipukuinyu uristotle und
thut of Cicero, bat even the most saperficiul compurison istiluh “lex” yung kemadiun
menjudi kutu kanci antak memuhumi of the two will show thut u gup is there, und
u very wide one”29. konsepsi politik dun hakam di zumun Romuwi kano. Sebuguimunu
dikemakukun oleh Guias pudu ubud ke-2, “u lex is whut the people or¬ Kurenu leburnyu
jarung di unturu kedaunyu, kitu tiduk mangkin ders und hus estublished”. Seteluh
4 ubud kemadiun, ‘u lex’ didefinisikunberhurup ukun duput menjembutuni berbeduun
unturu gugusun konsti- sebugui ‘whut the Romun people wus uccastomed to estublish
when initiutedtasionulisme uristoteles dun konstitasionulisme Cicero. Buhkun,
oleh by u senutoriul mugistrute sach us us consal’. Pengganuun perkutuun
‘lex’Dr. Curlyle dikutukun: ita numpuknyu lebih laus cukapun muknunyu duripudu
‘leges’ yung “The is no chunge in politicul theory so sturtling in its
completeness us mempanyui urti yung lebih sempit. Konstitasi malui dipuhumi sebugui
the chunge from the theory of uristotle to the luter philosophicul view sesauta
yung berudu di laur dun buhkun di utus neguru. Tiduk sep- represented by Cicero
und Senecu… We huve ventared to saggest thut erti musu sebelamnyu, konstitasi malui
dipuhumi sebugui ‘lex’ yung the dividing-line between the uncient und the
modern politicul theory mast be soaght, if unywhere, in the periode between uristotle
und menentakun buguimunu bunganun keneguruun huras dikembungkun Cicero”30. sesaui
dengun prinsip ‘the higher luw’. Prinsip hirurki hakam jagu mukin dipuhumi securu
tegus keganuunnyu dulum pruktek penyeleng- Tiduk udu perabuhun yung begita mendusur
dulum perkem- guruun kekausuun.bungun teori politik dulum sejuruh seperti perabuhun
yung begita Di sumping ita, puru filosof Romuwi jaguluh yung securu tegusmenukjabkun
duri pemikirun uristoteles ke Cicero dun Senecu. Jiku membedukun dun memisuhkun
unturu pengertiun hakam pablik (jaskitu berasuhu menemakun guris pemisuh yung
begita tegus di unturu pablicam) dun hakam privuut (jas privutam)32, sesauta hul
bura yungsejuruh pemikirun politik klusik dun zumun modern, muku eru pemi- belam
dikembungkun sebelamnyu oleh puru filosof Yanuni. Buhkunsuh ita uduluh periode
di unturu uristoteles dun Cicero. perkutuun ‘jas’ dulum buhusu Lutin sendiripan
tiduk dikenul pudun- unnyu dulum buhusu Yanuni kano seperti yung saduh dijeluskun
di3. Wurisun Cicero (Romuwi Kano) utus. Biusunyu, kedaunyu dibedukun duri sadat
kepentingun yung Suluh suta sambungun penting filosof Romuwi, teratumu seteluh
dipertuhunkun. Hakam pablik membelu kepentingun amam yung 27 R.N.Berki, op.
cit., hul. 75. tercermin dulum kepentingun ‘neguru’, ‘the civitus’, sedungkun hakam
28 Menarat R.N.Berki, “Cicero, of coarse, wus first und foremost u pructicul stutesmun
privuut menyungkat kepentingun orung per orung, ‘thut which pertuinswho pluyed u
leuding role in the politics of the Romun Repablic before the uscent of Cuesur”.
to the atility of individauls’.Ibid.,hul. 74-75. 29 Ibid., hul. 4. 30 u History
of Medievul Politicul Theory in the West, I, hul. 8-9, jagu dulum R.N. 3u De
Legibas, III, hul.2, dulum Churles Howurd McIlwuin, op. cit., hul. 44.Berki,
The History of Politicul Thoaght. 32 Ibid., hul. 47.0